ULASAN BUKU KI HADJAR DEWANTARA [#10]

: March 13, 2019


KI HADJAR DEWANTARA JILID I 
BAB I PENDIDIKAN [#10]
Pemikiran, Konsepsi, Keteladanan, Sikap Merdeka


: Taman


Di hari kesepuluh dalam membaca buku KHD ada sedikit kendala, pada beberapa bagian halaman, tulisan-tulisan KHD menggunakan bahasa Belanda. Tak ada terjemahan di sana. Satu-satunya yang bisa saya pahami adalah angka tahun yg menunjukan tulisan itu dibuat, yaitu 1938.

Permasalahan ini menjadi tantangan bagi saya. Saya sudah berjanji terhadap diri sendiri untuk membaca dan menulis ulasan dari buku KHD. Setiap hari. Sampai buku tersebut khatam. Hari ini saya kebingungan tema, karena tidak bisa memahami tulisan dalam bahasa Belanda.

Namun, saya teringat sebuah penamaan dalam lembaga pendidikan yg digagas KHD. Terasa unik. KHD menggunakan istilah "taman". Sekilas tidak ada yg istimewa dg istilah tersebut, tapi apabila dibandingkan dg kosa kata sekolah, maka imajinasi yg muncul berbeda.

Di imajinasi saya, yg masih melekat dari kata sekolah, yakni gedung, bangku-bangku, seragam, kegiatan baris-berbaris dan upacara bendera hari senin. Imajinasi ketika saya mengingat masa SMA dulu. Imajinasi yg tentu sangat berbeda seperti yg ditontonkan pada film Dilan. Semasa sekolah, saya adalah siswa yg polos, hampir nihil dari segala bentuk pelanggaran. 

Imajinasi sekolah yg ada dalam pikiran saya tiba-tiba berubah ketika saya mengumpulkan imajibasi dari kosa kata taman. Yg terbayang adalah bunga-bunga, tempat bermain, banyak anak kecil kejar-kejaran, ada orang tua yg ngobrol santai, remaja yg sedang diskusi, dan suara desiran angin disertai kicauan burung. Jauh berbeda dg imajinasi sekolah.

Mungkin KHD sedang berpuisi, mewujudkan impian indah tentang pendidikan. Ada imajinasi indah di sana. Selain menggunakan kosa kata "taman", beliau juga menggunakan istilah "paguron", rumah para guru. Istilah "rumah" juga dipakai KHD.

Rumah mengimajinasikan kehangatan keluarga, ada bapak, ibu, saudara, kakek, nenek. KHD mengatakan, keluarga adalah pendidikan yg tidak teratur (informal), sedang sekolah adalah pendidikan teratur (formal, terstruktur). 

Tentang pilihan kosa kata tersebut, mungkin KHD menyadari benar bahwa imajinasi berpengaruh pada gagasan. Hal ini bertolak belakang dg imajinasi sekolah yg ada pada angan-angan siswa. Siswa tidak bisa mengimajinasikan sekolah sebagai taman, dan rumah keluarga, sehingga ada kecenderungan batin yg berontak, yg menjadikan siswa malas berada di sekolah.

Gagasan Ki Hadjar Dewantara tentang pendidikan adalah gagasan tentang sebuah taman. Itu sebabnya beliau menamakan gagasannya dg Taman Siswa. Taman tidak pernah memiliki dinding pembatas. Taman menjadi indah karena keberagaman unsur-unsur pembentuknya. Taman menjanjikan kenyamanan bagi tetumbuhan di dalamnya, serta memancarkan keindahan bagi setiap orang yg melihatnya. Ibarat sebuah taman, sekolah adalah entitas budaya. Kekayaan utamanya adalah keberagaman imajinasi dan kreativitas.*1) Bisakah sekolah kita saat ini menjelma taman?



*1) Sumardianta, J. & Wahyu Kris AW. 2018. Mendidik Generasi Z & A. Hlm: 23. Grasindo: Jakarta.



13 Maret 2019