ULASAN BUKU KI HADJAR DEWANTARA [#15]

: March 18, 2019


KI HADJAR DEWANTARA JILID I 
BAB I PENDIDIKAN [#15]
Pemikiran, Konsepsi, Keteladanan, Sikap Merdeka


: Pembagian Pelajaran Kebangsaan bagi Tiap Tingkat Pengajaran


Seorang guru, selain mengenal teknik mengajar juga harus mampu mengenali anak-anak yang akan menerima pengajaran dan pelajaran. Demikian dimaksudkan untuk mencapai tujuan yang mulia, yaitu keselamatan dan kebahagiaan untuk anak-anak dikemudian harinya, jika mereka sudah hidup di tengah-tengah masyarakat.

Upaya yang bisa dilakukan yakni dengan melakukan analisa atau pembagian terhadap pekerjaan sebagai guru. Pembagian ini akan mempermudah seorang guru dalam mengambil sikap dan tindakan yang tepat. Sehingga diharapkan mampu menyokong kesempurnaan pekerjaannya dalam upaya mendidik dan mengajar siswa.

KHD menggagas beberapa pembagian pelajaran kebangsaan pada tiap jenjang pengajaran. Pembagian tersebut berdasarkan pada tiga hal utama;

Pertama, pembagian mengenai kedudukan manusia, yang terbagi menjadi tiga tingkatan:
  1. sebagai individu atau perorangan;
  2. sebagai anggota dari segolongan manusia, yang bergabung menurut persamaan keperluan lahir dan batin, mulai golongan keluarga sampai kebangsaan;
  3. sebagai seorang penduduk dunia.
Dengan pembagian tersebut, akan memudahkan dalam memahami keperluan orang hidup di dunia, yang meliputi keperluan diri, keperluan keluarga bangsa, dan keperluan manusia umum. Ketiga hal tersebut tidak bisa diabaikan, karena susunan kedudukannya saling berhubungan. Semua hal tersebut terjadi berdasarkan kodrat iradat hidup yang selalu mengadakan diferensiasi untuk mencapai tertib dan damai, dengan jalan evolusi. Di sini, nasionalisme harus mengingat kemanusiaan, kesatuan guru, dan individu sebagai kesatuan yang pertama.

Kedua, pembagian mengenai tingkatan jiwa manusia, mulai jiwa kanak-kanak, jiwa anak-muda, hingga jiwa anak-dewasa. Berdasarkan ilmu jiwa, masa kanak-kanak yaitu sampai usia 7 tahun, masa intelektual yaitu 7 - 14 tahun,  dan masa sosial 14 - 21 tahun.

Berhubung dengan diferensiasi jiwa anak dalam tiap periode tersebut, haruslah ada cara mengajar dan metode khusus. Pada periode tingkat kanak-kanak dan permulaan anak-muda, hendaklah mengutamakan pembiasaan anak pada ketertiban, dengan menjaga tingkah laku dan aturan lahir. Dalam metode pendidikan Taman Siswa disebut metode wiraga. Sedangkan untuk periode akhir anak-muda dan anak-dewasa, hendaknya mementingkan ketertiban dan keteguhan batin, yakni dengan menyempurnakan wirama.

Ketiga, pembagian tentang pelajaran. Pelajaran yang diberikan kepada anak-anak dibagi menjadi dua, pertama mata pelajaran yang selain memberi pengetahuan atau kepandaian juga berpengaruh pada kemajuan batin, dalam arti memasakkan fikiran, rasa, dan kemauan. Sedangkan yang kedua ialah yang akan memberi bekal pada anak-anak untuk hidupnya kelak dalam pergaulan umum, berkaitan dengan mata pelajaran budaya dan kemasyarakatan.

Mengacu pada tiga kaidah tersebut, KHD mengungkapkan bahwa pelajaran yang diberikan kepada siswa, selain perihal memajukan intelektual dan kemasyarakatan, siswa juga perlu mendapatkan ilmu dan kepandaian yang ditujukan pada kematangan batin, halusnya perasaan serta teguh, tetap dan luhurnya kemauan, yang akhirnya dapat menyesuaikan hidupnya anak dengan dunianya (alam individu, alam kebangsaan, dan alam kemanusiaan); kesemuanya ini dimaksud untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan bagi orang seorang, sedang dalam pergaulannya orang lain dapat dicapai pula tertib dan damai.

Pengejawantahan pembagian pelajaran kebangsaan oleh KHD pada Taman Siswa, telah disesuaikan susunannya dalam tiga jenjang berdasarkan perkembangan jiwa anak. Yaitu Taman-Anak, Taman-Muda, dan Taman-Dewasa. Pelajaran kebangsaan yang kodrati karena menurut kodratnya keadaan versi KHD adalah seperti berikut:

Taman-Anak (masa wiraga) harus mengajarkan:
a) permainan dan olahraga dengan nyanyian anak-anak dan tari (pemeliharaan badan secara ritmis); b) nyanyian rakyat (macapat, tembang gending di tanah jawa mulai dikenalkan), menggambar corak dan warna, merangkai bunga-bunga, menyulam daun pisang yang disobek-sobek atau janur dsb., itu semua latihan untuk kesempurnaan panca indera dihubungkan dengan rasa; c) cerita yang berwujud dongeng, mitologi, dan historis dihubungkan dengan pelajaran bahasa dan lagu (metode Sari-Swara); d) pelajaran mengenal keadaan tempat sekelilingnya si anak selaku persediaan pelajaran ilmu alam, ilmu kodrat, ilmu bumi, dan ilmu negeri (kemasyarakatan dan kenasionalan)

Taman-Muda, (masa wiraga-wirama):
a) olahraga, pencak, tari; b) nyanyian (di tanah Jawa: tembang macapat, tembang gede, tembang gending) dan buat yang terampil dengan disertai instrumen gamelan, selanjutnya menggambar menurut kepandaian dan mulai berkenalan dengan alam kesenian Indonesia Raya dan Asia; c) bahasa dan cerita, kesusastraan, tambo dan keigamaan, mulai dari alam daerah, alam Indonesia, dan akhirnya ichtisar dari Asia; d) pengetahuan tentang kodrat alam, bumi, negeri dan pergaulan umum di tanah-airnya, di daerah Asia dan benua lain-lainnya.

Taman-Dewasa, (masa wirama):
a) olahraga diteruskan agar dapat mempertahankan diri; tari dilanjutkan; b) nyanyian, gending, menggambar, dan kesenian lainnya dimajukan, mulai belajar mengenal alam kesenian asing; c) bahasa dan kesusastraan daerah dan Indonesia, bahasa asing yang dapat menghubungkan alam nasional (batin dan lahir) dengan alam dunia (bahasa Inggris), ilmu keagamaan, mitos dan legenda dari luar Indonesia; d) ilmu negeri dari Indonesia sekarang dan dahulu, serta pokok pangkalnya sosiologi dan ekonomi. Menuntun anak-anak mengadakan perhimpunan umum, koperasi, perusahaan, majalah, debating club, badan pertolongan dsb.

Rumusan pembagian pelajaran kebangsaan oleh KHD nampaknya bisa jadi alternatif pendidikan kita sekarang. Pendidikan karakter barangkali bisa terwujud dengan muatan pembelajaran seni dan budaya ketimuran, yang diambil dari nilai luhur bangsa. KHD juga menyebutkan tentang pentingnya ilmu keagamaan atau religi. Pendidikan kebangsaan kita harus berbeda dengan barat, pendidikan kita seharusnya berpatokan pada kodrat, selain menekankan pada intelektualitas juga harus menekankan pada kehalusan budi. Demikian.



18 Maret 2019

1comments
Anonymoussaid...

Sbobet
sbobet: Sbobet.com | Registered. Address: 1011 N, Wabiburg, 우리카지노 Wabiburg, Wabiburg. Registered since: 2011-01-21. Last sbobet ทางเข้า updated: 1.6. 카지노