ULASAN BUKU KI HADJAR DEWANTARA [#17]

: March 20, 2019


KI HADJAR DEWANTARA JILID I 
BAB I PENDIDIKAN [#17]
Pemikiran, Konsepsi, Keteladanan, Sikap Merdeka


 : Sifat dan Maksud Pendidikan


Hari ke 17 membaca dan menulis KHD, saya mengalami kendala. Hal itu dikarenakan kondisi fisik saya yang menurun akibat cuaca. Beberapa hari ini sering terjadi hujan. Setiap pulang bekerja saya selalu kehujanan. Tiga hari kehujanan, akhirnya tubuh mulai rewel. Hidung tersumbat, bersin-bersin, sendi nyilu, dan kepala demam. 

Keadaan fisik saya yang seperti itu berdampak pada mental. Saya sulit berkonsentrasi, sehingga kesulitan dalam memahami lembar-perlembar tulisan KHD. Membaca KHD memerlukan konsentrasi tinggi, dan pengulangan. Perbedaan struktur kata, istilah dalam bahasa Belanda, dan konteks historis menjadi hal yang perlu pembacaan perlahaan. Tidak bisa tergesa-gesa. Membaca KHD berarti membaca zaman dan pola berpikir.

Pada pembacaan ke 17 ini, saya telah sampai pada artikel KHD yg berjudul Sifat dan Maksud Pendidikan. Seperti artikel-artikel KHD sebelumnya, pada bagian ini KHD juga memberikan kontras antara timur dengan barat. Bahwa dalam sifat dan maksud pendidikan seringkali dipengaruhi oleh kodrat alam, yang lambat laun menjadi roh pendidikan. Dari Natuur menjadi Kultuur.

Kondisi alam yang berbeda berpengaruh pada sifat pendidikan manusia. Suatu misal, manusia bangsa Eropa, keadaan alamnya memiliki hawa dingin. Ketika datang winter, tidak ada tanaman yang tumbuh, lalu orang Belanda biasa berhemat tentang barang makanan dan mengumpulkan makanan yang akan dipakai pada musim winter itu. Dari sebab kodrat alam tersebut, orang Belanda senantiasa berperang menghadapinya. Sehingga orang Belanda mempunyai kekuatan batin yang dinamakan energie. Tabiat hemat dan energiek itulah sifat batin yang baik, terbawa dari kodratnya alam. 

Sebaliknya dengan keadaan alam Indonesia. Indonesia memiliki musim dan kekayaan alam yang berbeda dengan Eropa. Makanan berlimpah, karena ada beberapa pohon buah-buahan yang memberi makanan terus menerus kepada penduduknya. Karena itu, mulai dari dahulu kala rakyat kita cenderung melakukan aktivitas bercocok tanam. Bukan industri. Keadaan alam yang demikian berpengaruh pada sifat, masyarakat sering bermurah hati terhadap manusia lain, karena keberlimpahan kodrat alam. Berhemat tidak ada dalam angan-angan. Toh tidak kekurangan makanan. Nafsu kebendaan tak terlihat, karena semua tercukupi, maka timbulah angan-angan yang luhur, berbakti kepada Tuhan atau Kekuasaan yang tak terlihat ( religie ).

Dari kedua contoh tersebut, bisa dimengerti bahwa sifatnya pendidikan itu bermacam-macam. Berhubungan dengan rupa keadaan, baik keadaan alam, maupun perikehidupannya manusia di masing-masing negeri. Inilah suatu pokok yang harus disadari tentang perlunya mengadakan pendidikan yang sesuai dengan hidup dan perikehidupan kita sendiri. KHD menamakannya sebagai pendidikan National atau Naturlijk, atau Menschelijk, yaitu cara Kebangsaan, cara Kodrat-alam, atau cara Kemanusiaan.

Sifat yang bermacam-macam itu tidak dalam keadaan yang tetap, tetapi terus-menerus berganti berhubung dengan pengaruh kodrat dan keadaan alam, pergaulan dengan bangsa lain, sifat masyarakat baru. Bila kondisi yang digambarkan KHD tersebut kita bandingkan dengan saat ini tentu jauh berbeda. Artinya, harus ada konsep pendidikan yang selaras dengan zaman.

Setiap zaman melahirkan pemikiran. KHD banyak mengutip pemikiran-pemikiran filsuf, psikolog, dan ahli pendidikan tiap-tiap zaman. Beliau memahami pergantian zaman melalui aliran-aliran pemikiran yang dihasilkan, kemudian menyesuaikan dengan yang dibutuhkan. Secara umum, pada tulisan KHD pada bagian ini bisa disimpulkan menjadi tiga pokok berikut:

  1. Pendidikan dan pengajaran yang terluhur adalah terkandung dalam kodrat alam.
  2. Untuk mengetahui kodrat alam itu, seseorang perlu mempunyai wijsheid, atau bersihnya budi, yang harus terdapat dari tajamnya angan-angan, halusnya rasa, dan suci kuatnya kemauan, yaitu sempurnanya cipta -- rasa -- karsa.
  3. Maksud pendidikan itu ialah sempurnanya hidup manusia, hingga dapat memenuhi segala keperluan hidup lahir, dan batin yang didapat dari kodrat alam.

Metode pendidikan yang tepat untuk sifat dan maksud pendidikan tersebut ialah Amongsysteem yaitu: menyokong kodrat alamnya anak-anak yang kita didik, agar dapat mengembangkan hidupnya lahir dan batin menurut kodratnya sendiri-sendiri. 



20 Maret 2019