ULASAN BUKU KI HADJAR DEWANTARA [#20]

: March 24, 2019


KI HADJAR DEWANTARA JILID I 
BAB II POLITIK PENDIDIKAN [#20]
Pemikiran, Konsepsi, Keteladanan, Sikap Merdeka


: Rak Buku


Sabtu ini ada acara menarik. Mata Najwa On The Stage hadir di kota saya. Sore tadi saya nekat berangkat dengan kondisi hujan deras. Berbekal mantel kembar, saya dan kawan saya nekat menembus derasnya hujan. 

Narasumber yang diundang memiliki latar belakang santri. Tak perlu saya sebutkan namanya. Pemilihan narasumber tersebut barangkali disesuaikan dengan Kediri yang terkenal dengan sebutan kota Santri. Santri merupakan pembelajar seumur hidup, yang digembleng pesantren.

Acara selesai larut malam. Sedangkan saya harus menulis. Saya bingung fokus mau menulis apa. Biasanya sebelum menulis saya membaca buku KHD terlebih dahulu. Namun hari ini, saya tidak sempat membaca secara fokus. Jadi, bercerita tentang aktivitas bolehlah ya.

Sore tadi rak buku yang saya pesan baru saja dikirim ke rumah. Saya sudah lama menginginkan memiliki sebuah rak buku. Baru kesampaian ya hari ini. Rak buku tersebut saya pesan dari tukang las. Memakai nafkah (istilah KHD untuk menyebut gaji) hasil menjadi panitia Ujian. 

Sudah lama saya menyisihkan nafkah dari imbalan bekerja dipendidikan untuk beli buku. Sejak zaman kuliah, dapat gaji dari ortu karena bekerja sebagai mahasiswa, sampai sekarang bisa cari uang sendiri. Akhirnya banyak buku yang berantakan. Syukur sekarang terkabul memiliki rak buku. Buku bisa sedikit rapi.

Saya beranggapan, bayaran dari bekerja di pendidikan, sebagian harus dikembalikan pada pendidikan. Menurut saya membeli buku dan rak buku adalah jawabannya. Seperti yang dikatakan oleh KHD, setiap rumah adalah perguruan, setiap orang adalah pengajar. Saya berusaha menciptakan lingkungan keluarga yang akrab dengan suasana belajar. Karena keluarga merupakan lembaga pendidikan pertama seorang anak.

Saya berangan-angan bila setiap keluarga punya ruang khusus untuk belajar. Setiap orang tua berani menginvestasikan gajinya untuk beli buku. Tentu akan tercipta pondasi kuat dan iklim yang baik bagi anak belajar. Mampukah.

Disclaimer: Tulisan ini berangkat dari rasa capek, pegal-pegal, karena kehujanan dan hasrat ingin tidur. Saran saya jangan dibaca. Apalagi dijadikan inspirasi. Kan omong kosong kalau gak ada tindakan. Iya kan? Kalau terlanjur dibaca, saya ucapkan terimakasih. Semoga bisa mengambil manfaat. 



23 Maret 2019