ULASAN BUKU KI HADJAR DEWANTARA [#29]

: April 02, 2019


KI HADJAR DEWANTARA JILID I 
BAB II POLITIK PENDIDIKAN [#29]
Pemikiran, Konsepsi, Keteladanan, Sikap Merdeka



: Pendidikan Semangat Bekerja


Artikel KHD antara tahun 1943-1945 banyak menggambarkan situasi nasional pada saat itu. Beliau menyebutkan adanya dukungan pemerintah Dai Nippon pada wilayah pendidikan nasional. Kesempatan ini digunakan KHD untuk mencari bantuan-bantuan dari pemerintah.

Tahun 1944, KHD berpidato dalam acara peresmian Taman Tani Taman Siswa. Sebuah sekolah pertanian. Pendirian sekolah baru tersebut guna untuk membelokkan aliran pendidikan secara barat, yang terlampau mengutamakan intelektualisme, ke arah pendidikan semangat bekerja.

Peresmian tersebut berlangsung pada situasi puncak perang Asia Timur Raya. Bila kita amati, Jepang kualahan dalam pertempuran tersebut. Kekalahan-kekalahan dalam melawan pihak sekutu, dan perlawanan-perlawanan dari rakyat Indonesia membuat Jepang berpikir. Demi menarik simpati, maka Jepang banyak melakukan sokongan-sokongan yang seolah mendukung program nasional Indonesia. Di bulan September tahun yang sama, di dalam sebuah rapat di Tokyo, Jepang menyatakan bahwa suatu hari nanti, daerah Indonesia diperkenankan untuk merdeka. Namun belakang diketahui, hal itu semata-mata untuk mencari dukungan pada perang Asia Pasifik/Asia Timur Raya. 

Semenjak pendudukan Jepang, banyak dukungan program-program nasional yang ditawarkan kepada pemerintah, yang dahulu sama sekali tidak bisa dijalankan pada masa pemerintahan Hindia-Belanda. Jepang memberikan keleluasaan kepada rakyat untuk membangun pendidikan nasional, adanya pengakuan dan penyetaraan, dukungan moral dan materi, pengangkatan guru pegawai negeri. Dukungan terhadap Taman Tani Taman Siswa juga diwujudkan oleh Jepang dengan memberikan dana bantuan sebesar 20.000 rupiah, jumlah yang saat itu tidak sedikit.

Kelonggaran Jepang di program pengualitasan rakyat melalui pendidikan diterima dengan baik. Melalui organisasi-organisasi bentukan Jepang, rakyat melakukan setrategi perlawanan baru. Kesempatan tersebut benar-benar dimanfaatkan, cita-cita merdeka tidak hilang dari hati sanubari rakyat Indonesia.

Untuk pendidikan, ada wacana untuk melakukan diferensiasi sekolah yaitu sekolah perusahaan pertanian, jurnalistik, kepandaian putri, perdagangan, teknik, kesenian, kemasyarakatan. Dari itu semua dikerucutkan menjadi tiga, sekolah pertanian, sekolah kepandaian putri, dan sekolah ekonomi (perdagangan). Sedangkan untuk Taman Dewasa, dibagi menjadi bagian kodrat alam dan bagian kebudayaan. Demikian pula Taman Madya.

Wacana pendirian diferensiasi sekolah Taman Tani baru terrealisasi di tahun 1944. Pendirian Taman Tani untuk menjawab kebutuhan masyarakat masa itu. Pertanian sesuai dengan keadaan bumi masyarakat agraris.



1 April 2019